KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN
a. Pengertian Evaluasi
Secara Umum
Evaluasi merupakan pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas
dan kuantitas belajar peserta didik. Menurut TRIANTO (2007:87) penilaian
merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Jadi, evaluasi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendapatkan
informasi secara sistematis dan berkesinambungan serta menyeluruh tentang
proses dan hasil belajar peserta didik sehingga dapat dijadikan informasi dan
patokan dalam pengambilan sebuah keptusan mengenai tuntas tidaknya, paham atau
tidak paham siswa dalam proses pembelajaran.
Beberapa
aspek yang dapat menjadi perhatian dalam evaluasi sebagai berikut;
-
Aspek akademis, meliputi pengetahuan, pemahaman, dan penyimpanan
informasi atau materi pembelajaran dalam otak siswa
-
Aspek pemikiran, meliputi penalaran, kerangka keja konseptual,
penggunaan metode ilmiah, pemecahan masalah, dan kemampuan menyusun argumentasi
-
Aspek keterampilan. Meliputi keterampilan tulis dan lisan,
keterampilan mengorganisasi dan menganalisis informasi dan keterampilan teknik
-
Aspek sikap. Meliputi sikap suka belajar, komitmen untuk menjadi
warga negara yang baik, kegemaran membaca, kegamaran berpikir ilmiah
-
Aspek kebiasaan kerja. Meliputi menyelesaikan pekerjaan tepat
waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana dan bekerja sebaik mungkin.
b.
Pengertian Dasar
Evaluasi Di Tk
Penilaian atau evaluasi di TK merupakan usaha
mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan serta
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan daan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan belajar. Penilaian ini juga merupakan
upaya untuk mendapatkan informasi atau data secara menyeluruh yang menyangkut
semua aspek kepribadian anak terhadap proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai melalui proses pembelajaran, meliputi
perkembangan fisik motorik, sosial, emosi, kognitif, moral, dan nilai-nilai
agama, serta seni.
c. Prinsip-Prinsip
Evaluasi Di Tk
Adapun prisip-prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan
evaluasi di TK adalah sebagai berikut ;
a) Berpusat anak.
Penilaian yang dilakukan hendaknya berpusat pada semua
aktifitas yang di lakukan oleh anak. Penilain bertugas melakukan pengamatan
terhdap semua aktifitas yang di lakukan oleh anak setiap saat, dimana saja dan
kapan saja tampa harusmenggangu waktu yang telah di tentukan atau di jadwalkan.
b)
Berkesinambunga
Penilaian di lakukan secara berencana, bertahap dan
terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan proses belajar
anak didik.
c)
Menyeluruh atau keterpaduan.
Perubahan prilaku dalam tujuan pembelajaran perlu di
capai secara menyeluruh baik yang menyangkut pengetahuan, sikap, prilaku,
nilai, serta keterampilan. Penilain bersifat menyeluruh apabila penilaian di
gunakan mencakup aspek proses dan hasil pengembangan yang secara bertahap
menggambarkan perubahan prilaku.
d)
Lebih mementingkan proses dari pada hasil
Penilain pada anak sebaiknay mementingkan pada
pengamatan yang dilakukan selama prose yang berlangsung dan bukan pada hasil
akhrinya saja. Penilain yang paling baik dilakukan saat anak melakukan
aktifitas belajar dan bermain. Untuk itu penilaian di lakukan tidak selalu’’
paper and pencilpes’’, tetapi lebih kepada pengamatan secara lamhsung terhadap
aktifitas anak.
e)
Berorinetasi pada tujuan.
Penilaian di tk berorientasi kepada kompetensi yang di
harapkan, proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
f)
Objektif dan alamiah.
Dalam melakuakn penilain di uasahakan seobjektif
mungkin yaitu penilai hanya memperhatiakn obejnya. Perasaan-perasaan,
keinginan-keingina, prasangka-prasangka penilai sedapatkan mugnkin harus di
kesampingkan pada saat menilai. Penilai juga harus memperhatiak
perbedaan-perbedaan yang keunikan perkembangan setiap anak, sehingga penilai
tidak memberikan penafsiran yang sama pada setiap anak.
g)
Mendidik
Hasil penilai harus dpaat digunakan untuk membina dan
memberikan dorongan kepada semua anak dalam menigkatkan hasil pertumbuhan dan
perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil penilain harus di nytakan dan
dapat di rasakan sebagai penghargaan bagi anak yang belum berhasil. Dengan
demikian, usaha penilaian dalam memperkuat prilaku dan sikap yang positif.
h)
Konsiten dan jujur.
Penilai yang dilakukan oleh dua orang penilai akan
lebih dapat di di pertanggung jawabkan ketika membuat rekomendasi atau
menentuksn tindak lanjut.
i)
Kebermaknaan.
Hasil penilain harus bermakna bagi giri, orangtua,
anak didik dan pihak-pihak lain yang membutuhakn utnuk menignktakan
pertumbuhndan perkembangan anak.
j)
Kesesuain.
Penilaian harus memperhatikan adanya keseian antara
apa yang di ajarkan di tk dengan laporan yang di buat.
d. Karakteristik
Dan Manfaat Evaluasi Di Tk
a. Memiliki
implikasi tidak langsung terhadap siswa yang di evaluasi
Hal ini biasanya terjadi apabila guru
melakukan penilaian yang tidak tampak terhadap diri siswanya.
b. Lebih
bersifat tidak lengkap
Karena evaluasi tidak dilakukan secara kontiniu
maka, hanya merupakan sebagai fenomena saja atau evaluasi hanya sesuai dengan
pertanyaan item yang direncanakan oleh
guru.
c. Mempunyai
sifat kebermaknaan relatif
Hasil evaluasi tergantung pada tolak ukur
yang digunakan oleh guru, dan evaluasi tergantung dengan tingkat ketelitian
alat ukur yang digunakan.
e.
Manfaat
Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Penilaian
terhadap suatu program pendidikan akan sangat membantu dalam kegiatan
pembelajaran. Penilaian dapat membantu meningkatkan kualitas program maupun
kegiatan belajar anak peserta program pendidikan. Bagi guru, penilaian
merupakan alat bantu dalam memperbaiki pendidikan dan pembelajaran anak didiknya.
Penialaian
di taman kana-kanak bermanfaat untuk mengetahui tingkat perkembangan anak yang
dicapai selama proses belajar mengajar dilakukan, apakah seluruh aspek
perkembangan anak berkembang dengan baik atau tidak, guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan nasional pada umumnya.
f. Penggunaan
Hasil Evaluasi di Taman Kanak-Kanak
Hasil
evaluasi di taman kana-kanak digunakan sebagai :
1. Untuk
menentukan mampu tidaknya anak untuk memasuki usia sekolah dasar.
2. Untuk
mendiagnosa atau remedial.
3. Perlu
tidaknya suatu tema dalam pelajaran anak untuk diulang.
4. Membangkitkan
motivasi anak dalam belajar
5. Memberikan
laporan kepada orang tua anak.
TEKNIK EVALUASI
Penilaian di TK di laksanakan berdasarkan gambaran
/deskripsi pertumbuhan dan perkembangan serta unjuk kerja peserta didik yang di
peroleh dengan menggunakan berbagai teknik penilaian. Dalam kegiatan
pembelajaran sehari-hari ,penggunaan berbagai teknik penilaian ini
,terinteragsi dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri, sehingga guru tidak
harus menggunakan instrumen khusus.
Ada dua macam teknik yang dapat digunakan
dalam melaksanakan evaluasi, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
a. Tes
Pengertian tes secara harfiah adalah
tes berasal dari bahsa perancis kuno: testum dengan arti piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia ,maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring
itu akan dapat di peroleh jenis logam akan dapat di peroleh logam yang sangat
tinggi nilainya. Dalam bahasa inggris di tulis dengan “ test: yang dalam bahasa
indonesia yang artinya tes,ujian atau percobaan. Sedangkan dalam bahsa arab
“imtihan”.
Menurut istilah test adalah alat atau
prosedur yang di gunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian , testing
berarti saat di laksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian , tester artinya orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes atau
eksperimentor yaitu orang yang sedang melakukan percobaan.
Menurut
Anne Anastasi dalam karyanya berjudul” psycological testing” yang
dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif
sehingga dapat digunakan secara luas, serta dapat di gunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan
psikis atau tingkah laku individu.
Menurut Lee J Cronbach dalam
bukunya”essential of psikologycal testing” tes merupakan suatu prosedur yang
sistematis utnuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
Wayan
Nurkencana (1993), tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang
berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga
menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang
kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau
standar yang telah ditetapkan.
Jadi kesimpulannya test itu merupakan
suatu cara untuk menilai satu orang atau lebih baik dari segi psikis maupun
psikologisnya yang mempunyai cara-cara yang sistematis.
Teknik Tes Pada Anak Usia Dini
Metode tes digunakan dengan alat penilaian berbentuk
tes. Karena berbagai pertimbangan antara lain tujuan kegiatan anak TK, metode
tes jarang sekali digunakan. Namun tidak tertutup kemungkinan guru menggunakan
metode tes ini.
Terdapat dua jenis tes, yaitu tes standard dan tes
buatan guru. Tes standar terdiri dari tes intelegensi, minat, bakat kepribadian
atau yang lainnya. Tes itu dihasilkan melalui prosedur yang panjang. Penggunaan
tes standard tersebut hanya oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang
dituntut dalam penggunaan tes itu. Kalau guru ingin mengetahui potensi yang
berhubungan dengan intelegensi atau lainnya itu, guru harus meminta bantuan
ahlinya (psikolog anak). Guru hanya menggunakan hasil tes untuk lebih mengenali
anak.
Tes buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk
guru TK. Menurut Soemiartini (2000) dalam mengembangkan tes ini, guru harus
memilih secara cermat butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang
hendak dicapai.
b. Non Tes
Selain tes, metode penilaian yang lain adalah non tes.
Metode ini digunakan dengan bantuan alat-alat penilaian non tes. Alat penilaian
non tes banyak jenisnya yang sering digunakan di TK antara lain terdiri dari
pemberian tuga, percakapan, observasi, portofolio dan penilaian diri sendiri.
1.
Pemberian Tugas
Pemberian tugas adalah suatu cara penilaian yang
dilakukan dengan memberikan tugas-tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang
akan diungkap. Penilaian dengan cara ini dapat digunakan dengan cara melihat
hasil kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas tersebut. Pemberian tugas
sebagai alat penilaian dapat diselesaikan secara kelompok, berpasangan atau
individual. Data penilaian yang diperoleh melalui pemberian tugas dapat direkam
dengan menggunakan format tugas, daftar cek, dan skala penilaian. Contoh
membentuk dengan tanah liat atau plastisin.
2.
Percakapan
Percakapan adalah penilaian yang dilakukan melalui
percakapan atau cerita antara anak dan guru atau antara anak dengan anak.
Percakapan dalam rangka penilaian dapat dilakukan guru dengan sengaja dan topic
yang dibicarakan juga sesuai dengan tema pelaksana kegiatan pada saat itu. Ada
dua macam percakaan dalam rangka penilaian yang dapat dilakukan, yaitu pertama
penilaian percakapan yang berstruktur dimana percakapan dilakukan dengan
sengaja oleh guru dengan menggnakan waktu khusus dan menggnakan pedoman walau
sederhana contoh pada berdo’a. Sedangkan yang kedua penilaian percakapan yang
tidak berstruktur dimana percakapan dilakukan antara guru dan anak tanpa
persiapan, dimana saja, kapan saja, dan sedang melakkan kegiatan lain contoh
mengucapkan salam pada saat bertemu.
3.
Observasi (Pengamatan)
Observasi atau pengamatan merupakan alat pengumpulan
data nilai yang dilakukan dengan merekam/mencatat secara sistematik
gejala-gejala tingkah laku yang tampak. Pada dasarnya pengamatan dapat
dilakukan setiap waktu dan siapa saja, sehinggah ada orang yang menyatakan
bahwa pengamatan merupakan salah satu teknik penilaian yang sederhana dan tidak
memerlukan keahlian yang luar biasa. Namun untuk memperoleh hasil yang tepat
(objektif) pengamatan perlu direncanakan sedemikian rupa.
4.
Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan
tentang gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan perilaku anak yang
khusus, baik yang positif maupun yang negative. Catatan anekdot cocok digunakan
sebagai alat bantu pencatatan hasil pengamatan. Hal-hal yang dicatat daam
anekdot dapat meliputi prestasi yang ditunjukkan anak baik berupa karya atau
sikap dan perilaku.
5.
Skala penilaian
Skala penilaian juga sering digunakan untuk pencatatan
hasil pengamatan. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau pernyataan
mengenai tingkah laku, sikap, dan atau kemampuan siswa. Skala penilaian ada
yang berbentuk bilangan, huruf, dan ada yang berbentuk uraian.
Contoh :
Aktivitas belajar anak 1 2 3 4 5 Angka 1 bisa berarti
sangat rendah, 2 rendah, 3 sedang, 4 tinggi dan 5 sangat tinggi.
6.
Unjuk kerja
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak
didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya
praktek menyanyi
7.
Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah
melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.
8.
Pengembangan perangkat
penilaian sendiri
Guru di perbolehkan untuk mengembangkan perangkat evaluasi
atau assesment sendiri sesuai dengan kebutuhan.
9.
Penggunaan instrumen
standar
Penilaian dengan teknik ini biasanya di tujukan untuk anak
yang memerlukan penanganan khusus, namun teknik ini harus melibatkan orang yang
ahli dalam bidang permasalahan khusus tersebut.
JENIS EVALUASI DI TK
A. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan
1.
Evaluasi diagnostik
adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah
kelemahan-kelemahan peserta didik beserta faktor-faktor penyebabnya.
2.
Evaluasi
selektif
adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih peserta
didik yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
3.
Evaluasi penempatan
adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
peserta didik dalam program pendidikan
tertentu yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4.
Evaluasi
formati
adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki
dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
5.
Evaluasi
sumatif
adalah evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil
dan kemajuan belajat peserta didik.
B.
Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran
1.
Evaluasi konteks
Ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai
rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan
dalam perencanaan
2.
Evaluasi input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik
sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3.
Evaluasi proses
Adalah Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses
pelaksanaan, baik mengenaikalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor
pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4.
Evaluasi hasil atau produk
Yaitu Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
program yang dicapai sebagai dasaruntuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki,
dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan
5.
Evaluasi outcom
atau lulusan
Adalah Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke
masyarakat.
C.
Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan
Pembelajaran
1.
Evaluasi program pembelajaran
Adalah Evaluasi yang mencakup terhadap tujuanpembelajaran,
isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program
pembelajaran yang lain.
2.
Evaluasi proses pembelajaran
Adalah Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses
pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan,
kemampuan guru dala melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
3.
Evaluasi hasil
pembelajaran
Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan
siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus,
ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
D.
Jenis Evaluasi Berdasarkan Objek Dan Subjek Evaluasi
1.
Berdasarkan objek
-
Evaluasi input, yaitu evaluasi terhadap peserta didik
mencakup kemampuan kepribadian,sikap, keyakinan.
-
Evaluasi transformasi, yaitu evaluasi terhadap
unsur-unsur transformasi proses pembelajaran anatara lain materi, media, metode
dan lain-lain.
-
Evaluasi output, yaitu evaluasi yang mengacu pada
ketercapaian hasil pembelajaran.
2.
Berdasarkan subjek
-
Evaluasi internal, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh
orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru.
-
Evaluasi eksternal ,yaitu evaluasi yang dilakukan oleh
orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
E. Jenis dan alat Penilaian di TK
Ø Lembaran pengamatan terstruktur atau daftar periksa
pengamat guru
Berisi sejumlah
aspek yang akan diamati dengan beberapa kategori penilaian yang dilakukan
dengan memberi tanda ceklis sesuai dengan apa yang tampak selama pengamatan
berlangsung.
Lembar Pengamatan Terstruktur
Nama Anak :
Kelompok :
Kelompok :
Minggu Ke :
Hari/tanggal
|
Aspek
|
Kategori
|
Ket
|
||
S
|
K
|
Tp
|
|||
Emosi dan sosialisasi
a. Melamun
Menangis
c. Mengganggu
teman
d. Berterima kasih
|
Catatan
S : sering
K : Menangis
Tp: Tidak puas
Ø Catatan anekdot
Merupakan
kumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi – situasi
tertentu.Catatan anekdot merupakan catatan singkat peristiwa penting yang
mengungkapkan perhatian secara individu.
Catatan
Anekdot
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Kelompok :
Hari
tanggal
|
Catatan
|
Komentar
|
|
|
|
Mengetahui Kepala TK Guru Pengamat
( )
( ) ( )
Ø Catatan Harian
Berisi catatan kegiatan harian atau kesan – kesan
tentang kegiatan kelompok atau perseorangan yang dicatat pada akhir
kegiatan.Kelemahannya, catatan ini cenderung agak subjektif dan seing kali
menangkap sebuah kesan atau suasana hati yang sekilas.
Catatan Harian
Kelompok :
Pengamat /Guru :
Hari / tanggal
|
Catatan
|
Ø Lembar pemeriksaan kesehatan harian
Lembar pemeriksaan ini digunakan setiap pagi ketika
anak – anak memasuki ruangan kelas. Guru mencatat keadaan kesehatan mereka,
terutama yang berhubungan dengan penyakit yang sering diderita oleh anak.
Format lembar Pemeriksaan Kesehatan
No
|
Nama Anak
|
Kondisi / kesehatan
|
Keterangan
|
Ø Portofolio
Berupa koleksi sejumlah kegiatan yang dilakukan oleh
seorang anak. Portofolio merupakan kumpulan karya anak berupa gambaran, lembar
kerja anak,foto atau rekaman kaset pembicaraan anak.
Ø Lembaran wawancara dan percakapan
Diperlukan untuk mengetahui pikiran, ide dari seorang
anak atau sejimlah anak.
OBSERVASI DAN PENYUSUNAN PANDUAN OBSERVASI
a.
Pengertian
observasi
Observasi
(pengamatan) menurut BREDEKAMP,1997 (dalam Nenny mahyuddin) merupakan kunci
pembelajaran secara menyeluruh tentang anak.
Menurut
Harding dan Liz Meldon (1996) (dalam Nenny mahyuddin) adalah pengamatan
mendalam tentang diri anak yang difokuskan pada aspek bermain, bahasa,
perilaku, atau aspek-aspek perkembangan lainnya. Menurut CRI, 2000 (dalam Nenny
mahyuddin), observasi adalah proses memperhatikan seorang anak melakukan
kegiatan atau bermain tanpa mencampuri kegiatan anak tersebut. Menurut Fawzia
Aswin Hadis (dalam Nenny mahyuddin), dalam observasi alami, para peneliti
mengamati dan mencatat perilaku manusia dan lingkungan kehidupan mereka yang
sesungguhnya tanpa manipulasi lingkungan atau merubah perilaku.
Maka dapat
disimpulkan bahwa observasi adalah salah satu cara yang dapat dilakukan dalam
evaluasi pembelajaran anak usia dini yang dilakukan melalui pengamatan terhadap
perkembangan anak dalam semua aspek perkembangan guna untuk mengatahui tingkat
perkembangan anak selama proses pembelajaran berlangsung.
b.
Tujuan
observasi
Observasi
memiliki tujuan yang sangat penting dalam proses pembelajaran terutama dalam
melakukan evaluasi terhadap anak usia dini. Menurut BILLMAN (1996), tujuan
melakukan observasi adalah sebagai berikut :
- Mengidentifikasi
minat anak
- Membuat
grafik tingkat perkembangan anak
-Berdasarkan
pengetahuan mengenai perkembangnan setiap anak akan membantu
guru merencanakan
kurikulum yang layak berdasarkan pada kebutuhan individu
- Mengetahui
bagaimana kemajuan anak
-Membantu
guru AUD menilai pelaksanaan cara mengajarnya dan mendesain
perkembangan yang
layak bagi staf
- Memberikan
pelaksana suatu gambaran tentang program dan membantu mereka menganalisis
masalah yang spesifik dalam manajemen kelas
- Memberikan
tambahan informasi mengenai anak yang dapat didiskusikan dengan kelompok studi,
guru dan aministrator.
Jika di pandang dari sudut anak, maka
observasi bertujuan untuk ;
- Memahami apa
yang dikatakan oleh anak-anak
- Menginterpretasikan
kebutuhan anak
- Memastikan
keamanan anak
- Memonitor
keamanan anak
-Menemukan
cara-cara yang tepat untuk memperluas kemampuan anak
- Memahami
lebih jauh tentang cara belajar anak
- Menghargai
cara-cara anak dalam memecahkan masalah, bersahabat dan cara anak melihat dunia
c.
Langkah-langkah
pelaksaan observasi
1. Perencanaan (planning)
2. Persiapan
alat-alat (preparation)
3. Tujuan
(aims)
4. Pengisian
infrmasi (completing a front sheet)
5. Proses
(process)
d. Jenis-jenis
observasi
1. Catatan
anekdot (anecdotal record)
Yaitu catatan singkat tentang
kejadian-kejadian yang spesifik, melukiskan sebuah gambaran dengan kata-kata,
memberikan keterangan yang faktual.
2. Catatan
berkesinambungan (running record/ diary)
Merupakan cara lain yang dapat digunakan
untuk mencatat perkembangan anak secara berkesinambungan.
3. Time
sampling
Merupakan salah satu cara yang ideal untuk
mencatat hasil observasi terhadap anak dalam waktu tertentu selama satu hari
penuh, seperti kegiatan anak pada saat datang dan snack time.
4. Rekaman
video dan tape recorder
Dapat digunakan untuk mengobservasi anak
sepanjang hari untuk memperoleh suatu gambaran tipikal anak selama satu hari.
5. Sosiogram
Dapat dipergunakan dalam proses observasi sebagai cara untuk
menjelaskan pola anak secara khusus atau interaksi sosial anak dalam
kelompoknya.
WAWANCARA DAN PENYUSUNAN PANDUAN WAWANCARA
1. Pengertian wawancara
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan
percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan
pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan
pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
Ada beberapa
pengertian wawancara menurut para ahli,
yaitu ;
a.
Menurut Moleong (2006), wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu pewawancara
dan yang diwawancarai. Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang informan dalam menginterpretasikan situasi
dan fenomena yang tidak memungkinkan untuk ditemukan melalui observasi.
b.
Sugiyono (2005) menyatakan bahwa tujuan dilakukan
wawancara atau interviu adalah untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang informan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi,
di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
c.
Ankur Garg, seorang psikolog menyatakan bahwa
wawancara dapat menjadi alat bantu saat dilakukan oleh pihak yang mempekerjakan
seorang calon/ kandidat untuk suatu posisi, jurnalis, atau orang biasa yang sedang mencari tahu tentang
kepribadian seseorang ataupun mencari informasi.
Berdasarkan sifat pertanyaan, wawancara dapat
dibedakan atas:
1.
Wawancara terstruktur
Adalah teknik
pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah tersusun,
setiap responden diberi pertanyaan yang sama. Sehingga orang lain (bukan
pengkaji) dapat membantu mengambil data/melakukan wawancara dengan
pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersusun.
2. Wawancara tidak terstruktur
Adalah
wawancara yang bebas dimana pengkaji tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Ada beberapa
kelebihan dan kekurangan melakukan wawancara, yaitu:
a.
Kelebihannya
1.
Dengan wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara
untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebasa dan
terbuka terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
2.
Memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan
pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang.
3.
Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang
diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
4.
Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus
yang tidak selalu terjadi.
b.
Kekurangannya
1.
Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga
secara relatif mahal dibandingkan dengan teknik yang lainnya.
2.
Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari
kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.
3.
Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi
tenpat yang tertentu, misalnya di lokasi-lokasi yang ribut dan ramai
4.
Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang
diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
Perlu ditekankan disini bahwa wawancara tidak bisa
dilaksanakan dalam pendidikn anak usia dini, kecuali wawancara hanya bisa
dilakukan kepada oarang tua dari anak mengenai pertumbuhan dan pekembangan
anak, bakat, minat, kemapuan dan lain sebagainya, dengan mewawancarai orantua
akan mebantu pendidik atau guru dalm melaksanakna pembelajaran yang lebih
afektif lagi.
2. Penyusunan Panduan Wawancara
Dalam
penyusunan pandua wawancara perlu dilakuakn tahap-tahap sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
1. Menentukan maksud atau tujuan wawancara (topik
wawancara).
2. Menentukan informasi yang akan di kumpulkan atau
didata.
3. Menentukan dan menghubungi nara sumber
4. Menyusun daftar pertanyaan
b. Tahap Pelaksanaan
1. Mengucap salam
2. Memperkenalkan diri
3. Mengutarakan maksud dan tujuan wawancara
4. Menyampaikan pertanyaan dengan teratur
5. Mencatat dan merekam pokok-pokok wawancara.
6. Mengahiri dengan salam dan meminta kesediaan
narasumber untuk dapat dihubungi kembali jika ada yang perlu dikomfirmasi atau
dilengkapi
c. Tahap Penyusunan Hasil Wawancara
Laporan wawancara terdiri dari bagian bagian sebagai
berikut:
1. Menentukan Tema atau topik wawancara
2. Tujuan atau maksud dari wawancara.
3. Identitas narasumber
4. Ringkasan isi wawancara.Isi wawancara dapat ditulis
dalam bentuk dialog atau dalam bentuk narasi
Ada beberapa hal yang harus dihindari ketika proses
wawancara berlangsung, yaitu:
a. Menyampaikan pertanyaan yang sudah umum atau pasti
jawabannya
b. Menanyakan pertanyaan yang inti jawabannya sama dengan
pertanyaan sebelumnya
c. Meminta narasumber untuk mengulang-ulang jawabannya
d. Memotong pembicaraan narasumber
e. Bersikap lebih pandai dari narasumber.
ANGKET DAN PENYUSUNAN INSTRUMENT
A. Pengertian Angket/Kuisioner
Angket adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang
diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai permintaan pengguna. . Angket atau kuesioner Adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner atau angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
paling sering digunakan oleh peneliti/pengkaji program karena dipandang efektif
dan efisien. Angket sangat cocok digunakan untuk responden yang jumlahnya
sangat banyak serta wilayah penelitiannya sangat luas.
Sugiyono (2005), mengemukakan beberapa prinsip dalam
penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data yaitu:Isi dan tujuan
pertanyaan, Bahasa yang digunakan, Tipe dan bentuk pertanyaan, Pertanyaan tidak mendua, Tidak menanyakan
yang sudah lupa, Pertanyaan tidak menggiring, Panjang pertanyaan, Urutan
pertanyaan, Prinsip pengukuran,
Penampilan fisik angket.
Angket atau kuesioner
dapat dibedakan beberapa jenis tergantung sudut pandangnya. Jenis-jenis
tersebut, yakni:
a)
Berdasarkan cara
menjawab, dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.
Angket terbuka (angket
tidak terstruktur), Adalah angket yang memberikan kesempatan kepada responden
untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2.
Angket tertutup (angket
terstruktur), Adalah angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden
tinggal memilih.
b)
Berdasarkan bentuknya,
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1.
Angket pilihan ganda
adalah angket yang pengertiannya sama dengan angket tertutup
2.
Angket isian adalah angket yang pengertiannya sama
dengan angket terbuka.
3.
Check list adalah
sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang
sesuai.
4.
Rating scale adalah sebuah pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat
setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Kelebihan dan
kekurangan angket / kuisioner
a)
Kelebihan
1.
Pertanyaan yang
diajukan pada responden dapat distandarkan atau disamakan.
2.
Dapat dijawab responden
pada waktu luangnya
3.
Pertanyaan yang
diajukan dapat difikirkan terlebih dahulu, sehingga didapatkan jawaban yang
dapat dipercaya dibandingkan jawaban secara lisan
b)
Kekurangan
1.
Responden kurang teliti
dalam menjawab pertanyaan
2.
Sukar dicari validitasnya
3.
Waktu pengembaliannya
tidak sama-sama.
B.
Penyusunan instrument
Menurut Suharsimi Arikunto (2007), instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis
dan dipermudah olehnya.
Moleong (2006), mengatakan bahwa Instrumen penelitian
merupakan alat pengumpul data. Dalam penelitian kualitatif yang menjadi
intrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri.
Menyusun instrumen
pengumpulan data penelitian dilakukan setelah peneliti memahami betul apa
yang menjadi variabel penelitian. Pemahaman Penelitia terhadap variabel
dan hubungan antar variabel aan mempermudah peneliti dalam menentukan dan
menyususn intrumen penelitian yang akan digunakan. Setelah memahami variabel
peneliti dapat menyusun instrumen untuk dapat menjabarkan kedalam
bentuk sub variabel, indikator, descriptor/item dan butir-butir
pertanyaan. Dengan demikian maka instrumen penelitan menajadi hal penting untuk
menjaga agar penelitian yang dilakukan tersebut bermutu dan berkualitas.
Supaya pengkaji
program PAUD ini dalam menyusun instrument dapat runtut dan sistematis, ada
lima langkah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen penelitian,
yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan
diteliti
2. Menjabarkan variabel menjadi indikator-indikator
3. Menjabarkan indicator menjadi item-item
4. Mendeskripsikan
setiap butir item ke dalam jenis
instrument
5. Merumuskan butir soal atau pertanyaan maupun pernyataan untuk setiap jenis instrumen.
Antara
instrument dengan metode pengumpulan data saling terkait dan tidak bisa
dipisahkan. Jenis metode yang akan digunakan dalam pengambilan data akan
berpengaruh pada jenis instrument yang akan dipakai sebagai alatnya.
Berikut adalah
gambaran keterkaitan antara metode dengan instrument.
No
|
Metode
|
Jenis Instrumen
|
Rumusan Butir
Instrumen
|
1.
|
Angket/Kuesioner
|
Angket/Kuesioner, Rating Scale, Test
|
Angket, daftar cocok/check list, Skala, inventory,
soal tes
|
2.
|
Wawancara/ interviu
|
Wawancara
|
Pedoman wawancara, daftar cocok, daftar pertanyaan
|
3.
|
Pengamatan/ observasi
|
Observasi/Pengamatan, Wawancara, Dokumentasi
|
Lembar pengamatan, catatan kasus, catatan peristiwa,
panduan observasi, panduan wawancara, dokumentasi
|
4.
|
Studi Dokumentasi
|
Dokumentasi, Observasi
|
Daftar cocok/check list, dokumentasi, lembar
pengamatan, catatan kasus, catatan peristiwa, panduan observasi.
|
Contoh cara
menjabarkan variabel menjadi sub variabel
Variabel
|
Sub Variabel
|
Kemandirian siswa
Perhatian orangtua
Kelengkapan sarana
Kualitas pelaksanaan CBSA
|
Aspek : - dalam mengerjakan
pekerjaan sehari-hari
- dalam belajar
- di dalam berpikir
Lokasi : - di rumah
– di sekolah
– di masyarakat
- Terhadap
kehidupan sekolah secara umum
–
Terhadap sarana pelajaran
–
Terhadap tugas pelajarannya
-
Kelengkapan perabot
- Kelengkapan
buku pelajaran dan buku tulis siswa
- Kelengkapan
alat-alat pelajaran
- Kelengkapan
alat peraga
- Kualitas
pengorganisasian kelas
- Interaksi
belajar mengajar
- Pengerjaan
tugas
- Penilaian
hasil belajar
-
|
Sumber:
1.
Daryanto. 2007. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
2.
Mahyuddin, Nenny. 2008. Asesment Anak Usia Dini. Padang : UNP Press
3.
Trianto. 2011. Desain
Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia
Kelas Awal SD/MI. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
4.
Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), h.124.
5.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian kualitatif. Bandung:
CV. Alfabeta
6. Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakaeta: Bumi Aksara
7. Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitaian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
8.
Depdiknas. 2006. Pedoman
Penilaia di Taman Kanak Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak
dan SD
9. Aisyah, Siti.dkk.(2009).Pembelajaran Terpadu .Jakarta:Universitas Terbuka
13 komentar:
Izin copy, terima kasih... :)
TRIMAKASIH............
yayayaya siiiiiip
IJIN COPY...TMKSH...
Izin copy yaaa, terimakasih sangat bermanfaat sekali
Trimakasih sangat bermanfaat
terima kasih sangat bermanfaat sekali
terimakasih sekali, sangat bermanfaat.
dua jempol mantab banget izin ngopi ya bu ....matur suwun
Saya izin kopi ya mbak. Karena bagus sekali.
ijin ngopi bu
Terima kasih sangat bermanfaat
terima kasih sangat bermanfaat
Posting Komentar