RSS


KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
1.    CIRI – CIRI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
Pada umumnya ciri-ciri perkembangan bayi dan anak kecil sifatnya individual dan kontekstual. Bayi dapat mengalami dan menghayati secara langsung keadaan di sekitarnya melalui indera mereka seperti melihat, mendengar, mengecap, mencium, dan merasakan. Bayi yang berkembang secara normal akan secara aktif memfungsikan inderanya untuk menangkap, merasakan, dan menghayati hal-hal yang ada di luar dirinya secara langsung. Namun aktivitas bayi secara biologis, psikologis, dan sosiologis berbeda dengan anak kecil, remaja atau orang dewasa. Seekor anak itik baru tetas dari telur bias langsung berenang, tetapi bayi tidak mungkin langsung berjalan.
Karena itu ia memerlukan bantuan dari orang dewasa agar ia bisa tumbuh mengenal dan memahami lingkunganya.
Agar pendidik dapat menanamkan dan mengajarkan disiplin pada anak maka tentunya harus mengetahui dengan jelas taraf perkembangan menurut usia anak dan beberapa prinsip dasar sehingga dapat menbimbing anak tersebut. Ciri-ciri perkembangan anak adalah sebagai berikut                                                                                                                                                                          
               a. Masa Bayi (0-2 tahun)
Masa bayi adalah fase pertumbuhan dan perkembangan yang penting dalam sejarah kehidupan manusia. Periode ini juga dianggap periode vital karena masa ini merupakan masa pembentukan awal anak baik jasmani maupun mentalnya. Pada saat bayi lahir, kemampuan otak telah terbentuk selama dalam kandungan sekitar 50% dan kemampuan itu terus bertambah sampai dengan umur lima tahun. Pertumbuhan jasmani otak sangat bergantung kepada kodisi kesehatan.
     b. Anak kecil (2-3 tahun)
Ciri perkembangan penting pada masa anak kecil, ialah anak  telah mencapai kematangan dalam perkembangan motorik, seperti berjalan, belari,menggulingkan badannya, menangkap, melempar, memukul, menendang; dan juga mencapai kematangan dalam berbicara, maka anak mulai memasuki fase “membebaskan diri” dari dekapan ibu dan lingkungan perlakuan sebagai bayi. Dengan kematangan yang dicapai anak kecil mulai bereksplorasi dengan lingkungan fisik dan sosial.
3             c. Anak Pra Sekolah & Taman Kanak-kanak (4-5 tahun)
Ciri perkembangan penting pada usia 4-5 tahun dari segi kemampuan motorik ialah anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik: kaki, tangan, kepala, dan badan. Perkembangan kemampuan motorik ini diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosio-emosional anak.Bagi para guru dan pembimbing anak TK perlu memahami mengenai orientasi dan strategi utama dalam pembelajaran. Imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan adalah ciri utama aktivitas anak pada usia 4-5 tahun.Anak usia dini adalah : anak yang berada pada rentang 0-6 tahun yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, PAUD dan TK .
Karakterisitik anak usia dini itu seperti :
1.      Memiliki rasa ingin tahu yang besar
2.      Merupakan ribadi yang unik
3.      Suka berfantasi dan berimajinasi
4.      Masa paling potensial untuk belajar
5.      Menunjukkan sikap egosentris
6.      Memiliki rentang daya ak,omodasi yang pendek
7.      Bagian dari makhluk sosial
d. Anak usia awal sekolah (6-8 tahun)
Usia awal sekolah sekitar 6-8 tahun, dimana anak duduk di kelas 1,2 dan 3 SD menunjukan beberapa ciri perkembangan penting. Pada kelas-kelas awal SD aspek perkembangan yang menonjol berkenaan dengan harapan-harapan sosial anak memasuki sekolah. Perkembangan intelektual anak pada usia ini beralih dari intelegensi sensori motor ke intelegensi konseptual.
    2.    KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA DINI
a)      Kemampuan Kognitif Anak
Sesuai KBK-TK disebutkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir anak agar dapat mengolah perolehan belajarnya. Menurut PIAGET menjelaskan bahwa kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya sudah dirintis sejak kecil. Contohnya anak sudah dapat membedakan warna, binatang, beberapa benda hidup dan benda mati. Anak usia TK sudah bisa berhitung, mulai dari mengenal angka, mengukur, menghitung benda. Perkembangan kognisi anak menurut Piaget terletak pada tahap praoperasional. Pada tahap ini pemikiran anak masih didominasi oleh hal-hal yg berkaitan dengan aktifitas fisik dan pengamatan sendiri.
b)      Kemampuan Sosial – Emosional Anak
Pengembangan ini bertujuan agar anak merasa percaya diri, mampu bersosialisasidengan orang lain, menahan emosinya jika berada dalam suatu keadaan sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan anak. Pengembangan sosial anak dapat dikembangkan dengan mengajak anak untuk mengenal diri dan lingkungannya. Interaksi dengan keluarga sendiri dan orang lain juga akan menbantu anak membangun konsep dirinya. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, misalnya dengan bermain peran prilaku. Dengan belajar beberapa peran tersebut, anak dapat belajar mengenai baik atau buruk, boleh atau tidak dilakukan.
c)      Kemampuan Nilai Moral Agama Anak
Sesuai dengan KBK TK pengembangan kemampuan mengenal nilai dan moral agama bertujuan agar anak dapat mengenal penerapan tatacara beribadah atau berdoa sesuai agamanya, dan membiasakan mereka untuk hidup sesuai aturan agama, tentunya sesuai dengan tingkat pemahaman anak TK.
d)      Kemampuan Fisik Motorik Anak
Hafidin, dkk menguraikan bahwa untuk pengembangan kemampuan motorik kasar anak , guru terencana dapat mengajak anak untuk melakukan gerakan dan permainan serta keghiatan yang membantu meningkatkan perkembangan keterampilan. Kegiatan ini dapat diiringi musik atau irama. Termasuk dalam kegiatan ini adalah melompat, memanjat, melalui rintangan, berguling. Kegiatan permainan sebaiknya melibatkan seluruh kelompok anak dan membuat anak-anak bergerak. 
e)      Kemampuan Bahasa Anak
Perkembangan bahasa anak TK masih jauh dari semprna. Namun demikian potensinya bisa dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kemampuan bahasa anak TK dapat ditumbuhkan dengan membacakan cerita, berita atau surat untuknya atau bermain tebak-tebakkan kata, mendongeng dengan alat peraga atau membuat pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab anak. Keterampilan berbahasa anak harus diasah sejak dini, anak dapat diarahkan untuk belajar menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
f)       Kemampuan Seni Anak
Kemampuan kemampuan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan menghargai hasil seni.Aktivitas seni unyuk anak TK yang lain adalah kegiatan bermain musik, kegiatan bernyanyi, dan kegiatan menari. Bermain musik juga dapat meningkatkan koordinasi mata tangan dan keterampilan motorik anak

      3.    KECERDASAN JAMAK
a.       Kecerdasan Linguistik
Adalah keberdasan dalam memperoleh kata atau kemampuan menggunakan kata secara efektif baik lisan maupun tulisan. Anak – anak yang versad dalam bidang ini akan senang bercerita, membaca dan atau menulis cerita atau puisi. Sebenarnya kecerdasan ini dapat meliputi empat keterampilan yaitu menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Namun tak semua anak yang cerdas dalam kecerdasan linguistik ini menguasai keempat keterampilan tersebut.
b.       Kecerdasan Logika Matematik
Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Kecerdasan ini melibatkan keterampilan mengolah angka dan  kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anak anak yang cerdas di bidang ini akan senang bertanya dajn ingin tahu segala hal yang berkaitan dengan peristiwa alam. Mereka juga senang berhitung dan mengerjakan hal hal yang berkaitan dengan angka-angka.
c.       Kecerdasan Fisik (Kinestetik-Jasmani)
Adalah anak – anak yang sering tak dapat diam saat sedang duduk, makan, dan biasanya anak yang cerdas dibidang ini adalah anak yang sering dan senang bermain diluar. Mereka senang melompat, berlari, membuat sesuatu misalnya melukis. Beberapa anak yang cerdas di bidang ini menjadi atlet atau penari atau aktor yang baik. Anak – anak yang butuh dibidang ini butuh kesempatan untuk belajar dengan bergerak ayau meragakan sesuatu.
d.       Kecerdasan Visual Spasial
Anak – anak pada usia ini suka membangun dengan balok – balokLego atau melamun untuk menghasilkan sesuatu, seperti mesin atau bentuk bangunan yang indah. Anak yang memiliki kecerdasan visual adalah seorang anak yang memiliki kemampuan untuk memvisualkan gambar di dalam fikirannya atau seorang anak dapat memecahkan suatu masalah atau menemukan suatu jawaban dengan memvisualkan suatu gambar.
e.       Kecerdasan Intrapersonal
Anak yang memiliki kecerdasan intrapersonal mempunyai kemampuan untuk berfikir secara reflektif, mengacu pada kesadaran reflektif menangani perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Anak yang cerdas dibidang ini sangat memahami dirinya sendiri, apa kelemahan dan kekurangannya dan sangat percaya diri.
f.        Kecerdasan Interprasional (Antarpribadi)
Adalah kemampuan berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Anak – anak yang berbakat dibidang ini dapat memahami orang lain. Oleh sebab itu, anak yang cerdas dibidang ini dapat menjadi pemimpin teman-temanya karena ia dapat mengorganisir, dan pandai berkomunikasi dengan orang lain. Cara belajar terbaik anak – anak yang cerdas di bidang ini adalah dengan berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain. Secara umum kecerdasan ini menganggu pada keterampilan manusia, seperti keterampilan membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
g.       Kecerdasan Musikal
Anak yang cerdas dibidang musikal senang bernyanyi, bersenandung , atau bersuil seorang diri. Jika mendengar suara musik anak akan menggerak-gerakkan tubuhnya mengikuti irama dan ikut bernyanyi. Ada pula anak yang cerdas dibidang ini dengan cara menunjukkan rasa apresiasi yang baik pada musik.
h.      Kecerdasan Naturalis
Adalah anak yang mempunyai keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora atau fauna serta kepekaan terhadap fenomena alam. Anak – anak dekat bakat ini dapat menjadi seorang pencinta alam. Mereka lebih suka berada di alam terbuka, mengumpulkan flora, fauna atau batu-batuan.
i.         Kecerdasan Eksistensialis
Adalah kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam hubungan dengan jangkauan kosmos terjauh, yang tak terhingga besar atau kecilnya, misalnya memahami makna hidup dan cinta pada manusia.




Sumber :
1. Aisyah Siti. 2007. Modul Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka
2. Ali Nugraha dan Neny Ratnawati. 2003. Kiat Merangsang Kecerdasan Anak. Jakarta:
          Puspa Swara
3. Ronis Diane. 2011. Asesmen Sesuai Cara Kerja Otak. Jakarta : Indeks
4. Suryana Dadan. 2013. Pendidikan anak usia dini. Padang : unp press


contoh pengembangan keterampilan AUD



Kumpulan hasil tugas pengembangan keterampilan AUD
1.     PLASTISIN (Bunga)

          melatih jari jemari anak untuk menulis dengan meremas plastisin

2.   MERONCE
v  Kalung, Gelang dan Mainan  Kunci
    


v  Tas
 
  


 melati anak untuk teliti dan sabar dalam memasukka benang ke dalam manik.

3.   MENGUKIR DENGAN SABUN ( Bunga )

melatih kesabaran anak anak dalam mengukir sabun dengan menggunakan alat yang tidak berbahaya bagi anak/ aman digunakan oleg anak usia dini.
4.     Makrame  ( Ikat Pinggang )



 melatih anak untuk mengembang daya pikirnya melalui bentuk simpul yang di ajarka oleh guru.







SUMBER BELAJAR



PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

11.      PENGERTIAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam, diantaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Dalam literature lain disebutkan bahwa lingkunga itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya  serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini terdiri dari unsur – unsur biotik (makhluk hidup),  abiotik ( benda mati), dan budaya manusia.
Jadi, lingkungan sember belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia.

22.      NILAI – NILAI SUMBER BELAJAR
Lingkungan yang ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia dini.
a.       Lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, Sumber belajar lingkungan akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
b.      Penggunaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning), sebab anak dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak usia dini.
c.       Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
d.      Penggunaan lingkungan dapat menarik bagi anak. Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan masyarakat belajar (learning societes) dan sumber daya manusia di masa mendatang.
e.       Pemanfaatan lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat. Penggunaan cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini.
Memanfaatkan lingkungan sekitar dengan membawa anak-anak untuk mengamati lingkungan akan menambah keseimbangan dalam kegiatan belajar. Artinya belajar tidak hanya terjadi di ruangan kelas namun juga di luar ruangan kelas,dalam hal ini lingkungan sebagai sumber belajar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan fisik, keterampilan sosial, dan budaya, perkembangan emosional serta intelektual. Berikut adalah penjelasan mengenai pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak :
1)      Perkembangan Fisik
Lingkungan sangat berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan otot-ototnya. Dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau berguling di dedaunan.
2)      Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Anak-anak dapat membangun kterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.
3)      Perkembangan aspek keterampilan sosial
Lingkungan secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain bahkan dengan orang-orang dewasa. Anak-anak dapat membangun keterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan menyenangkan.

4)      Perkembangan aspek emosi
Lingkungan pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif. Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek emosinya. Rasa percaya diri yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.

5)      Perkembangan intelektual
Memanfaatkan lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.


Guru juga harus memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Adapun sumber belajar itu antara lain :
v  Mengamati apa yang menarik bagi anak ,
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah anak dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat mengembangkan keterampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan berinteraksi dengan orang dewasa dalam hal ini guru.
v  Perhatikan dan gunakan saat yang tepat untuk mengajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar sebenarnya memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak. Hal tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat banyak. Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.
v  Tanyalah anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat. Pertanyaan yang bersifat terbuka akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara bebas sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
v  Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru
Anak-anak terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus dibantu oleh guru sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa katanya akan semakin meningkat.
v  Cobalah berskap lebih ingin tahu
Guru-guru tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas peertanyaan anak-anak. Guru yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan keperecayaan anak kepadanya. Anak merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal yang tidak dapat mereka pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi kepada guru yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika guru tidak mengetahui banyak hal akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya karena setiap mereka menanyakn sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan memuaskan.

3.      JENIS – JENIS LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Adapun jeni- jenis lingkungan yang bisa dijadikan sumber belajar terbagi atas:

-          Lingkungan alam
Lingkungan alam atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.Lingkungan alam sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya. Dengan mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam, dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara lingkungan alam.

-          Lingkungan sosial
Selain lingkungan alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial. Hal-hal yang bisa dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
  1. mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
  2. mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
  3. Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
  4. Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
  5. Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
  6. Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.
Pemanfaatan lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat dengan anak.
-          Lingkungan budaya
Di samping lingkungan budaya dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Agar penggunaan lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar anak.





SUMBER :
1.      Sudjana.Dr.Nana.2005.Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya).Bandung: Sinar Baru Algensindo.
2.       Munadi, Yudhi.2008.Media Pembelajaran.Jakarta:Gaung Persada Press.